Sumber: http://aspertina.org/
Wayang
Potehi, ada pula yang menyebutnya Wayang Thiti, merupakan kebudayaan Indonesia
hasil perpaduan Cina dan Jawa. Kata “potehi” berasal dari dialek Hokkian, yaitu
poo (布) yang berarti kain, tay (袋) berarti kantung, dan hie (戯) berarti wayang, yang kurang lebih artinya boneka
dari kain atau glove puppetry dalam
Bahasa Inggris.
Sekarang ini, kata 'Wayang Potehi' semakin jarang terdengar. Hal itu
dikarenakan Wayang Potehi sudah banyak ditinggalkan penggemarnya, baik oleh kalangan
masyarakat Indonesia asli maupun para keturunan Tionghoa di Indonesia yang
dianggap memiliki keterkaitan langsung dengan Wayang Potehi tersebut. Karena
minat untuk menyaksikan pertunjukan wayang ini semakin sedikit, pagelaran Wayang
Potehi semakin jarang dipertontonkan atau ditanggap. Hanya pada saat-saat
tertentu Wayang Potehi ini digelar.
Teguh Chandra Irawan (Thio Tiong Gie) |
Bambang Sutrisno (Li Chong Gwat) |
Ada dua
kisah yang mengurai sejarah Wayang Potehi lahir ke dunia. Pertama, dari seorang
pelajar bernama Liang Ping Lin. Dirinya frustasi lantaran terus gagal mengikuti
tes kepegawaian pada zaman Dinasti Ming, awal abad ke-17. Kemudian, ia mencoba
memainkan kain-kain perca menjadi boneka. Itu semua dilakukannya sesuai
petunjuk seorang kakek yang dijumpainya dalam mimpi. Sejak itulah, ia mulai
menyelami dunia Wayang Potehi.
Sumber: gambaraphotography.com |
Oleh karena itu, sebagai generasi penerus bangsa, kita wajib untuk nguri-uri budaya nenek moyang kita. Tingkatkan kepedulian terhadap kesenian-kesenian luhur bangsa, karena sesungguhnya nasib keanekaragaman di Indonesia ada di tangan kita semua. We're proud of our cultures~!
Makasih infonya mbak author. Wayang Potehi juga milik kita! :)
ReplyDeletejadi penasaran pengen liat wayang potehi ^^
ReplyDelete